B. LATAR BELAKANG TERJADINYA PERANG SALIB
Menurut tinjauan kami, latar belakang, terjadinya perang salib adalah kedengkian orang-orang Kristen pada Islam dan umat Islam. Sebagaimana diketahui, umat Islam berhasil merebut wilayah-wilayah strategis yang tadinya mereka kuasai, membebaskan seorang budak yang mereka tawan dan mengambil kerajaan yang tadinya mereka genggam. Akibatnya kedengkian mengalir dalam dada mereka dan api permusuhan memanas dalam hati mereka. Mereka menunggu kesempatan yang tepat untuk meraih kembali apa yang hilang dari tangganya, balas dendam terhadap umat yang mengalahannya dan merobek-robek kerajaannya.
Kesempatan yang ditunggu-tunggu datang ketika umat Islam lemah dan kehilangan jati dirinya yang kuat yang sebelumnya meredam perpecahan dan menyatukan langkah. Para tokoh agamawan Kristen bangkit menyerukan pembersihan tanah-tanah suci di Palestina dari tangan-tangan kaum Muslimin dan membangun Gereja dan pemerintahan Eropa di dunia Timur. Peperangan mereka melawan kaum Muslimin dinamakan perang salib karena tentara-tentara Kristen menjadikan salib sebagai simbol obsesi suci mereka dan meletakan di pundak mereka masing-masing.
Sebab-sebab lain yang mendorong orang-orang Kristen terjun ke medan perang bertahun-tahun ini, selain sebab-sebab utama diatas adalah sebab-sebab sebagai berikut :
1. Perasaan keagamaan yang kuat.
Orang-orang Kristen meyakini kekuatan Gereja dan kemampuannya untuk menghapus dosa walau dosa setinggi langit.
2. Perlakuan kasar orang-orang Saljuk terhadap orang-orang Kristen.
Negara Islam selain Dinasti Saljuk memperlakukan orang-orang Kristen sesuai dengan semangat toleransi Islam.
1
Mereka izinkan orang-orang Kristen menunaikan ibadah di Gereja-Gereja suci mereka di Baitul Maqdis. Di lain pihak, orang-orang Saljuk bersikap keras terhadap mereka karena orang-orang Saljuk belum lama memeluk agama Islam.
3. Ambisi pribadi Sri Paus.
Sri Paus berambisi menggabungkan Gereja Timur kedalam kekuasaannya. Merasa posisinya agak kuat, maka obsesinya meningkat, yaitu menjadikan dunia Kristen seluruhnya menjadi satu negara religius yang dipimpin oleh Sri Paus dan mengusir kaum Muslimin dari Baitul Maqdis.
4. Terdorong oleh keinsyafan membela agama.
5. Ingin mengetahui negeri lain.
6. Untuk membebaskan kesalahan, karena barang siapa yang menyumbangkan jiwanya ikut perang suci akan dibebaskan dari kesalahannya.1 Pada tahun 462 H/ 1069 M, Raja Romawi, Armanus berencana menyerang kantong-kantong Islam dengan tujuan menghancurkan kaum Muslimin, untuk itu ia membuat persiapan yang tidak ada tandingannya dalam sejarah. Itu terjadi tiga puluh tahun sebelum ekspedisi tentara-tentara salib.
Ibnu Katsir rahimatulah berkata: “Armanus, Raja Romawi menyiapkan pasukan tak ubahnya seperti gunung yang terdiri dari orang-orang Romawi, Geogia, dan Perancis. Jumlah dan perlengkapan mereka sangat besar, ia didukung 35.000 para Batrix dan setiap Batrix mengepalai 200.000 pasukan kavaleri. Tentara-tentara dari perancis berjumlah 35.000 personel. Tentara-tentara yang bermarkas di Konstantinopel berjumlah 15.000 personel plus 200.000 seruling dan penggali lobang, 1.000 kuda kerja, 400 gerobak yang mengangkut sandal dan paku, 1.000 lainnya mengangkat senjata, lampu dan alat perang lainnya.
Peristiwa ini terjadi pada masa Khalifah Abbasiyah Al-Qaim Biamrillah Abu Jafar Abdullah bin Qadir dengan sultannya Alib Arsalan. Ia harus menghadapi pasukan besar yang belum pernah ia dengar sebanyak itu sebelum ini dan sesudahnya, sementara pasukannya hanya berkekuatan 20.000 personel.
Sultan Arsalan melihat kekuatan pasukan musuh. Tidak ada selahnya kalu ia melarikan diri dan keder. Sebab bagaimana mungkin pasukannya yang minus dan pas-pasan harus menghadapi pasukan yang berkekuatan jutaan personel tersebut. Namum, walaupun ia sempat grogi, semangat dan keberaniannya tidak pernah luntur.
Sultan Arsenal meminta pertimbangan kepada para panglima dan para ulama. Salah seorang ulama, Abu Nashr Muahammad bin Abdul Malik Al-Bukhari mengusulkan waktu perang ditentukan pada hari Jum’at setelah matahari tergelincir ketika para khatib mengajak berjihad di atas mimbar dan berdoa kepada Allah untuk kemenangan kaum Muslimin.
Sultan Alib Arsalan puas terhadap gagasan para ulama yang bertaqwa tersebut. Ia bertekad mengahadapi pasukan lawan pada waktu yang ditentukan. Pertemuan kedua pasukan tidak terelakan, keduanya bertemu di Zahwah pada hari Rabu tanggal 25 Dzulqa’idah. Sulatan Alib Arasalan tidak mau perang kecuali pada hari yang ditentukan. Seraya ia berdoa kepada Allah untuk kemenangan kuam Muslimin.
Pertempuran yang dahsyat itu antara kaum Muslimin yang dipimpin oleh sultan Alib Arsalan dan tentara Romawi yang dipimpin oleh Armanus, akhirnya dimenangkan oleh kaum Muslimin. Mereka berhasil membunuh tentara lawan dan saking banyaknya hingga tidak bisa dihitung dangan jari. Raja Armanus sendiri tertawan oleh kaum Muslimin. Ia didatangkan dalam keadaan hina dan ditempatkan di depan sultan. Armanus menebus dirinya dengan uang sebesar satu juta setengah dinar.
3
Armanus berdiri di depan sultan dan memberi minum air kepada sultan sebagai tanda kepasrahannya kapadanya dan sedediann melayaninya. Ia mencium tanah di depan sultan dan memberi isyarat siap memberikan pelayanan dan kepatuhan kemudian mencium tanah sebagai tanda hormat. Kendati kekalahan menimpa raja Romawi, kemenangan yang tak terduga berpihak kepada kaum Muslimin dan raja Romawi yang kalah menyembunyikan kedengkian dan kebencian terhadap Islam seta berkeinginan menghancurkan Islam. Sultan Alib Arsalan yang menang tetap menerapkan akhlak yang mulia dan bersikap lemah lembut kepada Armanus dan memberikan sepuluh ribu dinar untuk bekal Armanus diperjalanannya serta mengirimkan bersamanya beberapa Batrix.
Sultan Alib berjalan dengannya hingga empat mil dan menyiapkan pasukan tentara yang mengawalnya hingga ia tiba di negerinya.2 Sejak peristiwa besar ini menanamkan benih permusuhan dan kebencian orang-orang Kristen terhadap umat Islam. Yang kemudian mencetuskan perang salib. Kebencian itu bertambah setelah dinasti Saljuk dapat merebut Bait Al-Maqdis pada tahun 471 H dari kekuasaan dinasti Fatimiyah yang berkedudukan di Mesir. Penguasa Saljuk menerapkan peraturan bagi umat Kristen yang ingin berziarah ke sana . Peraturan itu dirasakan sangat menyulitkan mereka. Wilayah dinasti Saljuk merambah hingga pantai laut Marmarah dan itu secara langsung mengancam imperium Bizantium. Kemudian raja Bizantium meminta bantuan Sri Paus untuk menyelamatkan singgasananya. Ini terjadi pada tahun 473 H/ 1080 M. sebenarnya Sri Paus tidak memiliki kekuatan yang bisa disumbangkan kepada raja Bizantium meskipun secara pribadi menginginkannya. Karena dengan begitu wilayah kekuasaan dan pengaruhnya menguat di mata pengikutnya.
Singgasana raja Bizantium semakin terancam oleh negara Saljuk. Dan kali ini raja dan Sri Paus sudah berganti. Raja Bizantuim yang baru adalah Alexius dan pausnya adalah Paus Urban II. Ini terjadi pada tahun 488 H/ 1095 M yaitu lima belas tahun setelah permintaan pertama. Paus yang baru, Urbanus II semangat terhadap gagasan memerangi kaum Muslimin apalagi kondisi ketika itu sangat tepat bagi Sri Paus untuk memompa semangat dan menuruti bisikan hati yang penuh dengan kedengkian dan kebencian itu. Kondisi pada saat itu teringkas dalam point-point berikut:
1. Kelemahan Dinasti Saljuk pasca wafatnya Malik Syah. Akibatnya negara Saljuk terpecah belah.
2. Tidak adanya pemimpin yang kuat yang menyatukan perpecahan umat Islam dan membentuk pasukan yang tangguh dan mengusir setiap lawan yang bermaksud jahat kepadanya.
3. Beberapa kabilah pesisir telah masuk agamga Kristen. Ini berarti membuka jalan antara Eropa dan negara-negara Timur.
4. Penaklukan Qarsinah di laut dan berdirinya republik-republik kuat lagi kaya raya di Italia seperti Januh dan Bunduqiyah. Republik-republik tersebut memiliki angkatan laut yang kuat untuk melindungi keselamatan bisnisnya. Dengan dukungan angkatan laut inilah Qarsinah berhasil mereka kuasai dan itu berarti membuka jalan untuk menyebrang ke Palestina yang selama ini mereka gagal.
5. Kemenangan Sri Paus atas raja hingga Sri Paus memiliki kekuatan mengendalikan para raja dan gubernur di Eropa.
Karena kondisi-kondisi di atas, Sri Paus berani mengumumkan terang-terangan permusuhannya dan kebenciannya kepada kaum Muslimin. Ia menyerukan diselenggarakannya kongres tahunan yang dihadiri oleh seluruh sekte agama Kristen di Eropa Barat. Seruan Sri Paus disambut sebagian besar umat Kristiani. Kongres dihadiri oleh dua dua puluh lima uskup gereja-gereja Eropa.
5
Sri Paus berpidato dihadapan mereka dan membakar sentimental para hadirin. Ia jelaskan kondisi terakhir Baitul Baqdis dan mengusulkan pembebasan Baitul Baqdis dari kaum Muslimin. Ia menjanjikan surga seperti Paus lainnya bagi tentara-tentara yang mati dalam pembebasan tanah suci.
C. JALANNYA PERANG SALIB
Perang salib dibagi kedalam tiga periode yaitu :
- Masa Penaklukan (1009-1144 )
- Perang Salib I
Perang salib pertama berlangsung pada tahun 1097 M. Ratusan ribu Kristiani Eropa, baik dari Gereja Ortodoks maupun gereja katolik Roma yang sebagian besar terdiri atas bangsa Franka dan Normandia berbondong-bondong berjalan sebagai pasukan salib pertama. Sebelum memasuki medan perang terlebih dahulu diadakan pertemuan di Clermont yang diprakarsai oleh Paus Urbanus II pada tanggal 18 November 1906 M, menyerukan kepada segenap pemeluk agama nasrani mengangkat senjata untuk berperang ditanah suci Palestina. Mengiringi seruan Paus Urbanus II, persiapan segera dilakukan baik di timur maupun di Barat. Kaisar Bizantium yaitu Alexius II Comnenus, yang merasa yakin akan kedatangan tentara salib segera menyiapkan pasukan bantuan. Di Barat para panglima perang segera menyusun pasukan mereka, orang-orang yang akan ikut perang segera mengumpulkan uang dan perbekalannya.
6
Pasukan inti perang salib pertama, sebagaimana yang diarahkan oleh Paus Urbanus II, terdiri dari empat pasukan. Pertama yaitu pasukan Hugh dari Vermandois, berangkat dengan pasukan yang kecil, karena kapalnya mengalami kecelakaan ketika menyebrangi laut Adriatik dari Bari ke Dyrhacium. Godfrey dari Bouillon, pangeran dari Lorranie bekerjasama dengan saudaranya Eustace dan Baldwin dengan mengambil rute jalan darat, melewati Hungaria sampai ke Konstantinopel pada akhir Desember 1096 M.
Kedua,pasukan yang dipimpin oleh Bohemond, seorang Norman dari Italia Selatan, anak dari Robert Guiscard. Bohemond sampai di Konstantinopel pada tangggal 9 april 1097 M. Ketiga, pasukan yang dipimpin oleh Raymond dari Saint-Gilles, seorang pangeran dari Toulouse . Pasukan Raymond ini merupakan tentara salib paling besar. Raymond dan pasukannya sampai di Konstantinopel pada 27 april 1097 M. Keempat, pasukan yang berada di bawah pimpinan Robert dari Flander.
Kekuatan besar dari empat pasukan inti perang salib pertama telah berkumpul di Konstantinopel antara bulan Desember 1096 sampai Mei 1097 M. Jumlah mereka diperkirakan 30.000 orang. Mereka kemudian melalui perjalanan panjang dan sulit, melalui Asia kecil. Di Asia kecil yang merupakan daerah kekuasaan kesultanan Saljuk Rum, terjadi sebuah pertempuran yang besar. Pasukan salib menentang muslim Turki di kota Nicea. Kedua pasukan tersebut saling menyerang yang berlangnsung selama satu bulan. Pasukan salib dengan cukup mudah mengalahkan pasukan muslim Turki. Dalam perang satu bulan ini, pasukan salib berhasil menguasai ibu kota Nicea.
7
Setelah kemenangan di kota Nicea, pasukan perang salib meninggalkan Asia kecil menuju negeri Palestina. Mereka berencana untuk mengamankan rute ziarah Kristen Eropa ke tanah suci Yerussalem. Di kota Eski-Syahr, mereka dikejutkan dengan serangan Sultan Qilij Arslan. Dalam pertempuran terbuka kali ini, Qilij mampu memorak porandakan pasukan salib. Bangsa Kristen Franka dibuat ketakutan serta putus harapan oleh muslim Turki. Namun, secara mendadak satu detasemen lain pasukan salib tiba di Eski-Syahr dan membangkitkan kembali semangat tempur mereka.
Situasi pertempuranpun berubah, pasukan salib telah bangkit dan mengimbangi serangan muslim Turki. Secara mendadak, mereka mampu mencerai beraikan garis pertahanan, bahkan menghancurkan muslim Turki di kota Eski-Syahr. Sultan Qilij Arsenal pun terpaksa harus kembali mengakui keunggulan pasukan salib. Setelah kemenangan di Nicea dan Eski-Syahr, pasukan salibdibagi menjadi dua detasemen. Baldwin dan Tancred memimpin satu detasemen bergerak ke barat melalui Sicilia sementara Bohemond dan Raymond beserta satu detasemen lain lebih memilih bergerak menuju Palestina.
Setelah menyebrang gunung Taurus, satu detasemen tentara salib dibawah pimpinan Baldwin berjalan memutar kedaerah Timur yang dihuni oleh umat Kristen Armenia. Sedangkan Edessa telah direbut pada awal 1098 M. tentara salib merebut kota Edessa disebabkan karena mereka memanfaatkan penduduk kota itu yang mayoritas penduduknya orang-orang Armenia , sedangkan kaum muslimin merupakan penduduk minoritas.
8
Atas kemenangannya itu, Baldwin kemudian menjadikan Edessa sebagai kerajaan salib pertama di Timur.3 Pasukan salib yang lain di bawah pimpinan Bohemond dan Raymond yang lebih memilih bergerak menuju Palestina. Pasukan ini melakukan tugas untuk membersihkan pasukan muslim Turki di Syria, Libanon, hingga Palestina. Sebagai langkah pertama mereka harus menaklukan Antiokia. Di kota ini telah berkuasa Atabeg Turki saljuk bernama Yaghi siyan. Bohemond dan Raymond segera menentukan formasi serangan, kemudian memberikan aba-aba bahwa perang dimulai.
Pasukan salib dan Muslim pun tumpah ke medan perang dengan satu tujuan, menentukan siapa yang pantas sebagai pihak pemenang. Akibat pengkhianatan pasukan Yaghi-Siyan asal Armenia , pihak muslim sangat kewalahan sehingga terpaksa bertahan dalam benteng kota . Namun, pasukan salib lebih unggul dalam jumlah dan kegilaan semangat perang suci. Hal ini tampak ketika mereka berhasil menahan dan menghancurkan bala bantuan Yaghi-Siyan. Kota Antioia pun tidak dapat dipertahankan lebih lama.
Pada pertempuran ini, pasukan salib memperoleh kemenangan dan berhasil membunuh Yaghi-Siyan. Padahal, sebelumnya mereka menderita kelaparan, kelelahan, bahkan sebagian lainnya dalam kondisi sakit. Memerhatikan kondisi dan keadaan pasukan salib yang demikian kritis, tentu saja kekalahan muslim lebih disebabkan oleh diri mereka sendiri.
Mereka telah tercerai berai, saling berebut kekuasaan, bahkan terlibat dalam peran saudara, sehingga terlalu lemah untuk menghadapi tentara salib.4 Pada 3 juni 1098 M, pasukan salib akhirnya berhasil menguasai kota Antiokia. Dengan kemenangan ini, berdirilah kerajaan salib Antiokia yang merupakan negara salib kedua setelah Edessa . Kota terbesar di Suriyah jatuh ketangan Bohemond, karena pengkhianatan orang Armenia yaitu Firuz yang menyerahkan salah satu benteng kota kepada tentara salib. Raymond dari Toulouse merupakan pemimpin terkaya di Franka. Setelah menduduki Ma’arrat al-Nu’man, tentara Raymon meninggalkan kota pada 13 januari 1099, setelah membunuh sekitar 100.000 penduduknya dan membumihanguskan kota itu. Pangeran Raymon kemudian menduduki benteng Akrad, ia memerintahkan untuk membuat parit diantara Orontes dan laut tengah ( mediterania ).
Di Edessa dan Antiokia, pasukan salib mulai membuat garis pertahanan Kristen di Timur tengah.Melalui dua kerajaan itu mereka mengadakan perencanaan lebih lanjut, terutama usaha-usaha untuk menguasai Palestiana. Setelah merasa cukup istirahat, mereka mengumpulkan kekuatan serta melahirkan optimisme baru. Raymon kemudian bergabung dengan tentara Godfrey dalam barisan menuju Yerussalem yaitu sebuah lokasi paling suci di muka bumi, tempat yesus kristus dikebumikan.
Dalam perjalanan ke selatan, mereka melewati kota Ramalah yang ditinggalkan tanpa penguasa dan kemudian dijadikan daerah kekuasaan bangsa latin yang pertama di Palestina. Tentara salib terus bergerak ke Yerussalem dengan dipimpin oleh Godfrey.
Pada 7 Juli 1099, sekitar 40.000 tentara salib, 20.000 diantaranya merupakan pasukan paling setia dan telah berdiri diluar gerbang Yerussalem. Pasukan Mesir sendiri diperkirakan berjumlah 1000 orang. Tentara salib berbaris rapat mengelilingi kota , sambil terus meniup terompet perang mereka. Pengepungan itu berlangsung selama satu bulan. Pada 15 juli 1099 M, para penyerbu menggempur kota , membantai semua penduduk tanpa membeda-bedakan usia dan jenis kelamin. Sehingga tumpukan kepala, tangan dan kaki bisa disaksikan di seluruh jalanan dan alun-alun kota . Pada tahun 1099 M, ketika pasukan salib hendak menduduki Yerussalem, mereka cukup mendapat serangan balasan dari pasukan Dinasti Fatimiyah. Sebuah pertempuran yang tidak sebanding telah berlangsung, 40.000 personil tentara salib menghadapi serangan dari 1000 pasukan Fatimiyah.
Pada akhirnya, Godfrey terpilih sebagai penguasa Yerussalem, yang merupakan kerajaan salib ketiga. Godfrey merupakan seorang pemimpin yang jujur dan petarung yang gigih. Setelah menjadi raja ia diberi gelar “ Baron dan penjaga makam suci “. Terpilihnya Godfrey sebagai penguasa di Yerussalem, telah menyebabkan Raymond dari Saint-Gilles Frustasi. Karena alasan itu, Raymond kemudian meninggalkan Yerussalem. Pada tahun 1102 M, ia berhasil menguasai Tortosa yang dilanjutkan dengan menyerang Tripoli . Tetapi sebelum berhasil menyerang Tripoli, ia terlebih dahulu meninggal pada tahun 1105 M. Tripoli baru dapat dikuasai pada tahun 1109 M dan menjadi kerajaan salib yang keempat.5
Setelah Godfrey dinobatkan sebagai penguasa Yerussalem. Usaha Godfrey yang pertama adalah mengurangi kota-kota di pesisir pantai, karena jumlah kota yang terlalu banyak akan menyulitkan serangan kepedalaman, juga mempersulit komunikasi dengan pusat kekuasaan. Pada waktu Godfrey meninggal, orang kepercayaannya memanggil saudaranya yaitu Baldwin untuk menggantikannya. Baldwin merupakan seorang pemimpin yang cakap,enerjik dan agresif. Selama masa pemerintahannya ( 1100-1118 ), wilayah kerajaan itu meluas dari al-aqobah, kawasan penting untuk laut merah hingga ke Bairut. Keponakan sekaligus penggantinya, Baldwin II ( 1118-1131 ) menambahkan beberapa kota dengan kota utamanya berada di kawasan laut tengah ( Mediterania ).Dengan demikian sepanjang pantai Suriah-Palestina terdapat empat kerajaan salib yaitu kerajaan Edessa, Antiokia, Jerussalem dan Tripoli.
Serangkaian serangan pasukan salib telah mengagetkan dunia muslim, terutama di sejumlah daerah seperti Syria , Libanon, dan Palestian. Penduduk yang ingin selamat lebih memilih mengungsi ke Jazirah Arab, Irak dan Mesir. Mereka secara terpaksa meninggalkan rumah, harta benda, saudara dan sanak family mereka demi menyelamatkan diri. Mereka sangat ketakutan terhadap pasukan salib. Di daerah pengungsian mereka menghadapi penderitaan, kesedihan, dan tangisan serta berharap memperoleh belas kasih dari saudara seagama dan penguasa muslim. Perang salib yang pertama merupakan perang yang sukses. Tujuan utama mereka pergi ke timur untuk merebut kembali kota suci Jerussalem telah berhasil.
12
- Masa Timbulnya Reaksi Umat Islam ( 1144 – 1192 )
1. Perang Salib II
Ketika suasana kemuraman sedang melanda wilayah-wilayah dunia islam yang berbatasan langsung dengan wilayah-wilayah kerajaan salib. Tiba-tiba mereka diberikan semangat jihad yang dikobarkan oleh Imadudin Zangi yang berkuasa di Mosul . Zangi adalah panglima Turki Saljuk yang ditunjuk oleh sultan Mahmud untuk menjadi gubernur di mosul ( 1127-1146 M ). Peperangan yang pertama ia pimpin berlangsung di Edessa. Setelah serangan selama 4 minggu, pada tahun 1144 M, pasukannya berhasil merebut kota Edessa dari tangan pangeran Jocelyn II.
Perang salib kedua terjadi setelah dinasti Saljuk mengalami kemunduran. Sejak tahun 1127 M, Zanki mendeklarasikan kemerdekaan Mosul sekaligus mendirikan Dinasti Zanki. Ia menjadi pemimpin muslim pertama yang paling bersemangat dalam mengusir pendudukan bangsa-bangsa Kristen Eropa. Pada tahun 1144 M, Imaduddin Zanki mengerahkan pasukan muslim Mosul untuk melakukan serangan dan pengepungan atas kota Edessa . Serangan Zanki ini menjadi keberhasilan pertama pasukan muslim dalam menghadapi pasukan salib. Kemunculan Zanki telah mengembalikan rasa aman dan harapan-harapan baru di tengah masyarakat muslim, Zanki berhasil mempersatukan Mosul , Aleppo dan Haran sehingga sebagian Syria mulai aman dari pasukan salib. Keadaan ini sekaligus sebagai tanda kebangkitan muslim di sana , setelah lama terpecah-pecah dan dihantui oleh ancaman pasukan salib.
13
Kehancuran kerajaan salib di Edessa segera mengundang reaksi dari kerajaan salib di Antiokia, Tripoli dan Yerussalem. Kekalahan Joscelin II di Edessa juga menjadi pusat perhatian dunia Kristen di Eropa. Raja Concard II di Jerman dan Louis VII di Prancis segera menggalang kekuatan tentara Kristen untuk menuntut balas kepada Zanki. Dua raja bangsa Eropa tersebut segera berangkat bersama puluhan ribu pasukan salib baru menuju Timur Tengah. . Dengan bala tentara yang terdiri atas tentara Prancis, prajurit Jerman, kesatria gereja, prajurit putih dan pasukan yang diberikan oleh Yerussalem. Namun, sebelum kedatangan pasukan salib kedua di Timur Tengah, Imaduddin Zanki meninggal pada tahun 1146 M. Meskipun demikian, Muslim di Syria tidak terlalu khawatir karena Nuruddin Mahmud Bin Zanki segera menghadang kehadiran pasukan salib tersebut.
Genderang perang salib kedua segera ditabuh di Eropa pada tahun 1147 M. Pasukan salib kembali berbondong-bondong ke Timur Tengah untuk menuntut balas serta mempertahankan kota suci Yerussalem. Setelah kedatangan bantuan pasukan salib kedua, kerajaan Kristen di Antiokia, Tripoli dan Yerussalem mulai mengarahkan serangan balasan ke Damaskus. Kali ini,pasukan salib tidak begitu beruntung disbanding tahun-tahun sebelumnya, seperti pada perang salib pertama. Nur al-Din Mahmud mampu memberikan kejutan terhadap pasukan salib di Damaskus. Dalam pertempuran kali ini, kaum muslim kembali memetik kemenangan, bahkan mampu menghancurkan pasukan salib di medan perang. Satu hal yang pasti, kaum muslimin mulai bangkit dari keterpurukan dan mereka telah siap menghadapi serta menghukum pasukan salib di Syria ,Libanon dan Palestina.
14
Setelah meninggalnya Imaduddin Zanki, ibu kota pemerintahan Dinasti Zanki di Mosul dipindah ke Aleppo . Hal ini merupakan bagian dari Stategi Nuruddin Mahmud untuk menghadapi sekaligus memberikan ancaman serius kepada kerajaan Kristen di Antiokia dan Tripoli . Secara bersamaan, ia juga terus membangun kekuatan muslim Syria melalui propaganda jihad terhadap pendudukan kafir di kota suci Yerussalem. Selain cerdas dan berbakat dalam memimpin, kesalehan Mahmud sebagai pribadi muslim telah mengundang simpati dan dukungan dari kaum muslim.ia terkenal rendah hati, sederhana dan memiliki kedekatan hubungan dengan ulama Syria . Secara suka rela, penduduk muslim berbondong-bondong datang dari berbagai daerah untuk turut terlibat jihad membebaskan kota suci Yerussalem. Mereka denga penuh semangat dan optimisme, sehingga mereka siap untuk turun ke medan perang menghancurkan pasukan salib.
Nuruddin Mahmud melakukan operasi pembersihan pasukan salib di Edessa pada tahun 1151 M. selanjutnya, ia juga memperoleh kemenangan atas pasukan salib kedua di kota Inab pada tahun 1154 M. Nuruddin Mahmud telah berhasil membersihkan dan membebaskan Syria dari kekuasaan tentara Kristen. Ia juga mampu menaklukan dan menawan Bohemand III di Antiokia serta Raymond di Tripoli. Dengan kemenangan ini, Nuruddin Zanki menjadi penguasa mutlak wilayah Suriah. Dalam memperoleh keberhasilannya, Nuruddin dibantu oleh Shalahudin. Ia adalah seorang remaja saleh, memiliki bakat seorang pemimpin, serta ahli dalam stategi perang dan politik. Selain memiliki seorang jendral yang handal, Nuruddin Mahmud memperoleh dukungan kuat dari para ulama. Ketika akan berangkat ataupun ditengah medan perang, ulama selalu hadir untuk memberikan motivasi serta membangkitkan semangat jihad.
15
Kegagalan Nuruddin terjadi di perbatasan Palestiana, Askalon yang selama setengah abad berhasil menahan serangan orang Franka, akhirnya jatuh ketangan Badwin III dari Yerussalem pada tahun 1153.Jatuhnya kota itu membuka jalan bagi umat Kristen untuk mencapai mesir. Jatuhnya Askalon tidak menyurutkan niat Nuruddin Zanki untuk mempertahankan mesir dan menangkal serangan-serangan pasukan salib terhadap wilayah-wilayah tanah air islam. Pasukan salib bermaksud menuju wilayah-wilayah tersebut guna membangkitkan semangat perang umat kristiani dan mengajaknya ibadah ke tempat-tempat suci di Baitul makdis.
Di mesir, pasukan salib berhasil membuka hubungan diplomatic dengan Abu Syuja Syawar bin Muhir, seorang menteri Dinasti Fatimiyah pada masa khalifah al-adid. Sebelumnya, Abu Syuja telah ditolong Shalahuddin sebagai utusan Nuruddin untuk melawan Dargham. Setelah mendapatkanpertolongan, ia malah menaruh curiga dan takut jika Shalahudin dan Nuruddin mengambil alih kekuasaan atas Mesir dari tangannya. Hal inilah yang melatar belakangi keputusan Abu Syuja untuk bersekutu dengan pasukan salib dibawah Almaric I. mereka mengadakan kesepakatan untuk bersama-sama menghadapi ancaman Dinasti Zanki di Aleppo.
Tindakan yang dilakukan oleh Abu Syuja telah membuat kecewa Nuruddin sehingga Asadudi Syirkuh dan Shalahudin diperintah untuk menghancurkan persekutuan Abu Syuja dengan Almaric. Sebelum berangkat perang, Nuruddin meminta restu khalifah di Bagdad untuk melakukan serangan ke Mesir tersebut. Pasukan Zankipun bergerak ke Mesir menghadapi Abu Syuja dan Almeric I. pertempuran besar tidak dapat dihindari lagi. Kepemimpinan Asadudin dan Shalahudin berhasil menghancurkan Abu Syuja dan mampu mengusir Almeric I keluar dari mesir.
16
Sebagai pengganti Abu Syuja, naiklah Asadudin sebagai perdana menteri Mesir. Selang beberapa lama, ia meninggal sehingga naiklah Salahuddin sebagai penggantinya. Pada tahun 1171 M, Khalifah Ad-Adid meninggal sehingga memberikan kesempatan kepada Shalahuddin untuk lebih berkuasa di Mesir. Selang tiga tahun kemudian, Nuruddin Mahmud bin Zanki juga meninggal sehingga menempatkan Salahuddin sebagai pemimpin utama melawan pasukan salib.
Pada bulan mei 1175 M, Shalahudin secara pribadi meminta khalifah Abbasiyah untuk melantiknya sebagai penguasa atas wilayah Mesir, Maroko , Nubia , Arab barat, Palestina dan Suriah Tengah.6 Permintaan dari Shalahuddin pun dikabulkan. Kemudian Shalahudin mendeklarasikan dirinya sebagai satu-satunya sultan. 10 tahun kemudian ia menaklukan Mesopotamia dan membuat beberapa rajanya menjadi pengukutnya. Cita-cita Nuruddin untuk mengusir orang Franka dan menghancurkan mereka, diantara dua wilayah utama muslim yaitu Suriah-Mesopotamia dan Mesir, diwujudkan oleh penerusnya yang sangat kondang yaitu Shalahuddin.
Shalahuddin memiliki nama asli Yusuf bin Najmuddin bin Ayub al-Kurdi, berasala dari kota Tikrit-Irak. Untuk menegakkan kekuasaan di Suriyah Utara, Shalahuddin melakukan dua upaya diantaranya membuat perjanjian dengan kelompok Hasyasyin untuk bersama-sama mengusir musuh islam. Suatu ketika, Reginald yaitu seorang penguasa Kristen di Karak, mengadakan aksi teror terhadap jama’ah haji di laut merah. Hal ini segera dijadikan alasan bagi Salahuddin untuk mulai mengobarkan perang suci melawan pasukan salib. Seruan jihad segera dikampanyekan untuk menentang pendudukan pasukan salib di Palestina.
Mendengar seruan sultan, pasukan besar muslimpun segera terbentuk dari berbagai daerah, terdiri atas tentara profesiona, penduduk sipil dan bahkan ulama. Pada 1 juli 1187, Shalahuddin merebut Tiberias setelah peperangan selama 6 hari. Penakhlukan itu kemudian disusul oleh perang Hattin pada 3-4 juli. Perang itu dimulai pada hari jumat yaitu hari beribadah dan hari favorit Shalahuddin untuk memulai peperangan peperangan tersebut berlangsung hingga hari sabtu. Hari itu merupakan hari yang menyedihkan bagi tentara Franka, dari sekitar 20.000 tentara, hampir seluruhnya ditundukkan oleh pasukan Shalahuddin dan sebagian lagi mati kehausan dan kepanasan. Kemenangan tersebut diperoleh Shalahuddin karena adanya semangat jihad muslim yang mampu mengungguli pertahanan pasukan salib di Palestina.
Serangkaian pujian, ucapan selamat dan dukungan ulama telah membangkitkan semangat jihad menggebu-gebu dalam hati pasukan muslim. Mereka terus mendekat dan melakukan serangan ke pos-pos pertahanan, sehingga membuat pasukan salib berguguran di medan perang. Kota-kota pantai mulai dari Acre hingga Gaza berhasil dibersihkan dari tentara Kristen. Setelah kemenangan di Hatti dan di kota-kota pantai, pasukan muslim segera melakukan pengepungan terhadap Yerussalem selama beberapa hari. Dalam rentang masa itu, karena tidak ingin menodai tanah suci dengan keacauan dan pertumpahan darah, shalahuddin pun menyerukan kepada Guy de Lusignan agar berkenan menyerahkan diri dengan berbagai jaminan dari muslim. Namun, pemimpin pasukan salib itu enggan bertekuk lutut dan memilih berperang menghadapi Shalahuddin.
Meskipun mereka telah mengalami kehancuran besar di Hattin, ternyata pasukan salib masih keras kepala. Akibatnya, setelah seminggu melakukan kontak senjata, pasukan salib pun berguguran. Mereka tidak –
18
sanggup menghadapi serbuan penuh semangat di bawah komando langsung Shalahuddin. Pada hari jumat, bertepatan dengan Isra Mikraj tanggal 2 oktober 1187 M, Shalahuddin berhasil memasuki tanah suci. Di mesjid Aqso, seruan azan menggantikan lonceng gereja Kristen dan salib emas yang berada diatas kubah batu diturunkan oleh tentara Shalahuddin. Raja besar islam ini menghidupkan semangat perang ketika tentara salib telah kehilangan semangat. Raja Guy de Lusignan dan sejumlah pangeran bertekuk lutut kepada Shalahuddin.
Setelah Yerussalem dapat dikuasai, Salahuddin mengejar dan mengusir pasukan salib di kota Ladikia, Sihyun, Karak, Syubak, Syakif Arnun, Kaukab, Safawi dan sejumlah daerah lain. Pasukan salib hanya dapat berkuasa di kota Antiokia, Tripoli , Tyre dan sejumlah daerah kecil. Sultan Shalahuddin bersama ulama memasuki Yerussalem dengan penuh hormat. Ia melarang pembunuhan penduduk Kristen, perusakan rumah dan penjarahan harta benda. Mereka bahkan telah memperoleh ampunan dan berbagai jaminan kemanan.
2. Perang Salib III
Jatuhnya kota suci ketangan umat islam membangkitkan semangat orang Eropa. Mereka mulai melupakan permasalahan kecil diantara para pemimpinnya. Frederick Barbarossa, kaisar Jerman, Ricard I Coeur de Lion, Raja Inggris, Philip Augustus, raja Prancis mengambil alih komando tentara salib. Ketiga Raja-raja itu merupakan raja-raja yang paling kuat di Eropa Barat. Dibawah merekalah perang salib ketiga dimulai. Semenjak awal tahun 1178 M, diberlakukan di seluruh Eropa yang disebut dengan Saladin tithe yaitu pemungutan sumbangan wajib ( bagi menghadapi ) Shalahuddin dikenakan atas harta bergerak dan harta tetap.
19
Cuma yang terbebas dari pemungutan Saladin tithe itu setiap orang yang menyediakan dirinya untuk memanggul senjata ke tanah suci. Hasil sumbangan itu akan digunakan oleh masing-masing raja itu untuk membiayai pasukan salib ketiga.7 Sebuah pasukan Kristen segera dibentuk di Eropa. Mereka benar-benara ingin membalas sekaligus merebut kembali Yerussalem, karena yerussalem merupakan tempat Yesus dimakamkan. Dibanding perang salib pertama dan kedua, perang salib ketiga ini terhitung lebih besar.
Pasukan salib melakukan propaganda besar-besaran agar menarik keterlibatan penduduk sipil kristiani. Melalui propaganda yang penuh dengan fitnah,dusta dan pelecehan inilah penduduk sipil berbondong-bondong mendaftarkan diri sebagai pasukan salib ketiga. Sebuah pasukan terbesar berada dalam komando kaisar Federick Barbarossa. Ia adalah raja Eropa yang sangat berambisi untukmengembalikan keemasan kekaisaran Romawi masa Charlemage dan ingin dikenal sebagai penguasa agung, sebagaimana yang disandang Alexander Agung dari Macedonia .
Pasukan salib berangkat dari Jerman menuju Timur Tengah melalui jalur darat pada tahun 1189 M. pasukan ini terdiri dari 100.000 personil infanteri dan 50.000 kavaleri. Mereka berangkat dengan penuh optimisme.setelah berjalan berbulan-bulan di daratan Eropa, sebagian dari mereka tewas di jalan karena lelah dan sakit. Bahkan Barbarossa juga mendadak tertipa nasib buruk. Ketika hendak menyebrangi sungai Cicilia di daerah Seleucia , mungkin karena bermaksud mendemonstrasikan kegagahan dirinya, tiba-tiba ia terjatuh dan hanyut dibawa arys air dingin sungai. Barbarossapun tewas.
Kematian dari Frederick Barbarossa membuat pasukan invanteri dan kavaleri Jerman kebingungan, sehingga sebagian besar diantara mereka memilih kembali ke Jerman. Sementara sebagian kecil lainnya memilih memberanikan diri melanjutkan perjalanan ke Timur tengah. Raja Richard dan Philips berngkat ke Timur Tengah belakangan, beberapa bulan setelah pemberangkatan pasukan dari Jerman. Kedua raja Kristen ini memimpin pasukan yang cukup besar, melalui rute darat kemudian menggunakan rute laut Mediterania untuk mencapai di Kota Acre pada tahun 1190 M. pasukan salib meninggalkan Sicilia pada tahun 1911 M. perjalanan mereka terhitung lambat, karena raja ini kerap berselisih.
Dalam perjalanannya tersebut Richard berhenti untuk merebut Siprus, yang telah ditetapkan sebagai tempat perlindungan terakhir dan sebagai benteng pasukan salib yang datang dari daratan. Richard memimpin 25 armada kapal perang Inggruis, yang didalamnya berisi muatan persenjataan dan sejumlah kebutuhan perang, akhirnya tiba di Acre . Mereka langsung mengadakan pengepungan terhadap pasukan muslim di benteng kota Acre . Sementara, Salahuddin berusaha menghancurkan pengepungan pasukan salib dari sisi lain.
Kaum muslim di Acre pada saat itu mengalami penederitaan, karena harus terkepung selama dua tahun. Dalam suasana demikian, antara Richard dan Shalahuddin kerap terlibat peperangan sengit di luar benteng. Usaha Shalahuddin untuk mengalahkan Ricard terhitung gagal sehingga muslim di benteng kota Acre hancur di tangan pasukan salib. Setelah kejatuhan kota Acre , dimulailah sebuah negosiasi antara Richard dan Shalahuddin. Sementara itu, Raja Philip memilih kembali ke Eropa setelah melihat keberhasilan pasukan salib di Acre .
21
Dalam perjanjian itu Ricard mengajukan dua tuntutan untuk pembebasan tawanan muslim, meliputi sejumlah pasukan dan penduduk sipil, terdiri atas orang tua, perempuan, dan anak-anak.8 Pertama, Shalahuddin harus memperbaiki Salib suci di Hattin. Kedua, Shalahuddin harus membayar tebusan seharga 200.000 keping emas. Selain itu, Richard juga menuntut untuk berkuasa di kota Acre . Setelah tenggang waktu yang berikan, tuntutan Richard tidak dapat dipenuhi. Akhirnya sekitar 2.700 tawanan muslim dibantai secara sadis di depan umum.
Selang beberapa lama, Richard kembali bermaksud memperluas kekuasaan Kristen di sepanjang pantai Kaisarea. Ia pun kembali menghancurkan pasukan Shalahuddin di daerah Arsuf. Pada masa itu, pasukan salib terus mendesak kekuatan muslim di Jaffa. Ketika waktu jeda perang untuk istirahat, Richard dan Shalahuddin kerap bernogosiasi melalui surat yang dibawa oleh kurir mereka. Dalam negosiasi itu, Richard kerap memaksa Shalahuddin agar mengembalikan kota Yerussalem kepada Kristen.
Serangkaian pertempuran antara kedua belah pihak terus berlangsung disejumlah daerah. Setiap kali Richard menduduki satu daerah muslim, maka Shalahuddin juga berthasil mengambil daerah kiristen lain sebagai gantinya. Keberhasilan Richard diperoleh di Beit Nuba, sekitar 12 Mil dari Yerussalem. Dari daerah tersebut, pasukan salib semakin bersemangat untuk menaklukan Yerussalem untuk yang kedua kali. Dengan kesuksesan yang diraih oleh Richard, kaum muslim mengalami rasa takut, jika Shalahuddin harus mengalami kekalahan. Ditengah krisis itu, Shalahuddin kerap berdoa dan bertawakal kepada Allah SWT hingga sering tidak tidur malam.
Sebuah keberuntungan memihak kepada muslim di Yerussalem, karena Richard malah kembali kekota Jaffa meninggalkan Beit Nuba.
Hal ini tentu sebuah kabar yang menggembirakan bagi muslim. Meskipun jaraknya berjauhan, usaha-usaha diplomatik antara Richard dan Shalahuddin terus dilakukan untuk membuat kesepakatan. Melalui perjajian Jaffa , Richard dan Shalahuddin akhirnya membuat sejumlah kesepakatan. Pertama, kedua belah pihak melakukan genjatan senjata selama 5 tahun. Kedua, Salahuddin berjanji untuk tidak menyerang dan mengusir bangsa Eropa. Ketiga, Richard berjanji untuk tidak menyerang Yerussalem. Keempat, pasukan salib berkuasa di sepanjang pantai Jaffa hingga Bairut. Kota Acre menjadi pusat dari kerajaan Kristen. Kelima, penduduk muslim dan Kristiani harus saling menghormati.
Puncak dari kisah Salahuddin dan Richard ditandai dengan sebuah perdamaian dan ikatan kekeluargaan. Pada tahun 1192 M, Richard mengatakan bahwa ia berkeinginan untuk menikahkan adik perempuannya dengan adik Salahuddin, yaitu al-malik al-adil. Rencana inipun disetujui oleh kedua belah pihak. Sebagai kado pernikahan antara Al-Adil dengan adik perempun Richard, kota suci Yerussalem dibebaskan dari berbagai kekerasan dan pertumpahan darah. Pernikahan ini sekaligus mengakhiri kisah perang antara Kristen dengan muslim. Pada hari minggu sebelum paskah ( 29 mei 1192 M) Salahuddin membai’at Al-Adil sebagai bangsawan dalam sebuah upacara meriah. Akhirnya perdamaian ditetapkan diatas kertas pada 2 November 1192 M dengan ketentuan bahwa daerah pantai menjadi milik bangsa latin, sedangkan daerah pedalaman menjadi milik umat islam, dan peziarah yang datang ke kota suci tidak boleh diganggu. Hanya 1 bulan Salahuddin dapat menikmati perjanjian damai itu, tahun berikutnya pada 19 februari Salahuddin sakit demam di Damaskus dan meninggal 12 hari kemudian pada usia 55 tahun.
23
Shalahuddin bukan hanya pejuang dan pahlawan bagi islam, selain dikenal sebagai pahlawan dalam peperangan ia jua dikenal sebagai pelindung, pengayom para sarjana. Ia menyokong kajian teologi, membanngun bendungan, menggali kanal juga membangun sekolah dan mesjid. Diantara bangunan dan monumennya yang masih bertahan sampai sekarang adalah Citadel di Kairo.
- Periode Perang Sipil dan Perang Kecil : Dinasti Ayyubiyah
Kesultanan yang telah dibangun oleh Shalahuddin dari Tigris sampai ke Nil telah dibagi-bagikan kepada beberapa ahli waris. Sayangnya tidak ada seorangpun yang mewarisi kepandaiannya. Pada mulanya, Al-Malik Al-Afdhal menggantikan tahta ayahnya di Damaskus, Al-‘Aziz meneruskan kekuasaan di Kairo, Al-Zahir mewarisi tahta di Aleppo dan saudara bungsu sekaligus orang kepercayaan Salaghuddin mewarisi kekuasaan di Karak dan Syubak.Antara tahun 1196-1199 M, Al-‘Adil memanfaatkan perselisihan antara keponakan-keponaknnya untuk mengambil kedaulatan atas Mesir dan sebagian Suriyah untuk dirinya sendiri. Pada tahun 1200, Al-‘Adil mengangkat anaknya sebagai gubernur Mesopotamia . Setelah Al-A’dil wafat pada tahun 1218 M, dinasti Ayyubiyah diteruskan oleh keturunan Al-‘Adil yang memerintah di Mesir, Damaskus dan Mesopotamia . Dinasti Ayyubiyah Di Mesir merupakan keturunan utama dan sering berselisih dengan saudara mereka yang lain, yaitu keluarga Ayyubiyah di Damaskus yang memperebutkan kedaulatan atas Suriyah. Rangkaian perselisihan yang terjadi dalam dinasti Ayyubiyah tidak hanya membuat islam kehilangan kekuatannya untuk melakukan serangan, tetapi satu demi satu daerah taklukan Salahuddin seperti Bairut, Safawi, Tiberias, Askalon bahkan yerussalem jatuh ketangan orang Franka pada tahun 1229 M.
24
1. Perang Salib Keempat
Perang salib keempat barlangsung pada tahun 1198 M. Paus Innocentius III memaklumatkan kepada bangsa Eropa-Kristen untuk menabuh gendering perang salib keempat. Keputusan paus Innocentius ini didukung kelompok bangsawan dan kesatria kerajaan Prancis. Pada tahuh 1201 M, Boniface dari Montferrat dan Philip ( anak dari kaisar Frederick Barbarossa ), kaisar Jerman dari Swabia , mulai mempropagandakan perang suci. Seolah-olah mereka dengan tulus dan ikhlas akan mengembalikan Yerussalem ke dalam pengakuan Kristen. Dalam perang kali ini, pasukan salib berencana mengerahkan pasukan untuk menduduki Mesir sebagai pintu gerbang pertama, kemudian menuju Palestina.
Dalam rangka memberangkatkan pasukan, Boniface berhutang kepada Erico Dandolo dari Venesia. Secara bersamaan. Barisan pasukan salib telah berkumpul di Venesia pada tahun 1202 M. pada saat itu masalah muncul yaitu ketika pasukan salib keempat tidak dapat melunasi hutang kepada Erico Dandolo. Sebelumnya, pemimpin mereka terlibat transaksi dengan Erico terkait kebutuhan Transportasi dan akomodasi pasukan. Dalam suasana demikian Erico mengambil alih kekuasaan dan kebijakan.
Diantara kebijakannya adalah jika mereka bersedia berperang bersama Erico ke Zara di Yugoslavia Pasukan salib akan dibebaskan dari hutang. Pada tahun itu, pasukan salib dikerahkan bukan untuk melakukan negeri muslim, tetapi Kristen Ortodoks. Hal ini tentu saja membuat paus Innocentius III bersedih. Pasukan salib telah berubah menjadi sekedar kelompok tentara bayaran, mesin pembunuh, perusak, sekaligus penjarah yang beringas.
25
Ditengah kekacauan ini, Philip malah memerintahkan kepada pasukan salib agar menduduki Konstantinopel. Hal ini dimaksudkan untuk mengembalikan tahta kaisar Isaac, yaitu saudara ipar Philip. Dalam tawaran tersebut, Isaac juga berjanji akan memberikan imbalan kepada Venesia dan pasukan salib. Pasukan salibpun segera mengadakan serangan ke Konstantinopel. Masalah lain muncul karena kehadiran pasukan salib di KOnstantinopel tidak mendapatkan simpati dari penduduk. Isaac pun tidak mampu memenuhi janji, bahkan ia terlebih dahulu meninggal. Hal ini tentu menimbulkan kekacauan di Konstantinopel. Permusuhan lama antara Kristen Katolik Roma dengan Kristen Ortodoks timur muncul kembali, sehingga terjadi perang yang pada akhirnya meruntuhkan ibu kota Romawi Timurpun tidak terhindarkan.
Bangsa Venesia dan pasukan salib melakukan aksi kekacauan yang beringas ditengah masyarakat Konstantinopel selama beberapa hari. Mereka melakukan penjarahan yang sangat serakah, melakukan pembunuhan secara kejam dan bahkan pemerkosaan. Bangsa Yunani berhasil menggalang kekuatan dan mengusir Venesia dan pasukan salib dari Konstantinopel pada tahun 1261 M. Di Mesir dan Syria terjadi sebuah kekacauan akibat persaingan dan perang saudara dalam keluarga Salahuddin. Al-Adil setelah mengalahkan keponakan-keponakannya, muncul sebagai penguasa yang cukup kuat. Bangsa Venesia dan Pisa melalui persetujuan Al-Adil diperkenankan bercokol di Iskandariyah. Selang beberapa lama, satu demu satu daerah kekuasaan hasil perjuangan Shalahuddin seperti Beirut , Safawi, Tiberias dan Askalon pun tidak dapat dipertahankan. Sejumlah kota tersebut kembali diduduki pasukan salib dari Acre . Dalam kondisi demikian, muslim di Mesir Dan Syria sangat diuntungkan dengan kekacauan yang terjadi di Eropa, terutama Konstnatinopel.
26
2. Perang Salib kelima
Belum tuntas permasalahan Kristen katolik Roma dengan Kristen Ortodoks di Konstantinopel, sebuah rencana baru pembentukan pasukan salib kembali digagas. Paus Innocentius III memaklumatkan perang salib kelima pada tahun 1213 M. gagasan tersebut muncul sebagai respon atas kegagalan perang salib keempat. Untuk mewujudkan ambisi menguasai kota suci Yerussalem. Paus Innocentius III mengorganisasi sebuah kelompok propagandis ke seluruh negeri Eropa. Pada suatu kesempatan, Paus Innocentius mengirimkan sebuah surat kepada Al-Adil di Kairo yang berisi dua pilihan: menyerahkan kota suci Yerussalem atau melakukan perang salib.
Dua pilihan tersebut tentu tidak bisa penuhi sekaligus tidak dapat membuat muslim menjadi ketakutan. Usaha kedua yang dilakukan paus Innocentius III untuk mengobarkan kembali perang salib tidak memperoleh hasil yang maksimal. Bangsa Eropa di sepanjang kota pantai Mediterania Timur mulai akrab serta terasimilasi dengan suasana kehidupan Timur tengah.
Sebagian penduduk kristiani telah meninggalkan cara-cara hidup bangsa Eropa, mereka enggan beribadah ke gereja, bahkan terpikat dengan gadis-gadis muslim. Keadaan demikan tentunya merisaukan gereja katolik Roma, terutama Paus Innocentius III. Pada tahun 1216 M, Paus Innocentius III meninggal dunia. Setelah kematiannya paus Honorius III mencoba dengan susah payah meneruskan propaganda perang salib kelima di Eropa. Ditengah kelemahan tersebut muncul raja Andrew dari Hongaria. Ia siap memimpin perebutan kembali kota suci Yerussalem.
Pangeran Leopold dari Australia merespon baik seruan paus Honorius III pada tahun 1217 M. ia bersama pasukan besar berangkat ke Timur Tengah, memperkuat bangsa Hongaria. Namun, setelah beberapa lama, mereka merasa tidak memperoleh keuntungan apapun dalam mengikuti perang salib tersebut.
27
Akhirnya raja Adrew beserta pasukan Hongaria memutuskan untuk kembali ke kampung halaman mereka. Setahun kemudian, tiga Armada kapal perang dari Jerman, Frisia dan Inggris tiba di Acre . Mereka juga kembali membangkitkan semngat perang salib kelima.Dalam perang salib kelima ini pasukan Kristen dikerahkan untuk menaklukan Mesir. Dengan alasan, bahwa di Negeri piramida tersebut masih dipandang sebagai basis kekuatan muslim dan pelindung kota suci di Palestian. Dalam usaha penudukan kali ini, pasukan salib berhasil menduduki Dalmietta atau Dimyat hampir tanpa perlawanan dari pasukan muslim.
Pada saat bersamaan, Mesir sedang ditimpa bencana paceklik pangan sehingga akan mempercepat kematian. Melalui pertimbangan tersebut, Al-Kamil mulai menawarkan negosiasi gencatan senjata kepada pasukan salib. Ia mengajukan tawaran bahawa kota suci Yerussalem dapat dimiliki Kristen asalkan mereka segera pergi dari Mesir. Namun, negosiasi tersebut tidak mengurungkan pasukan salib untuk menghancurkan Al-Malik di Kairo.
Pada tahun 1221 M, raja John dari Acre membawa pasukan salib menuju Mesir. Hal ini menandai kerenggangan hubungan antara penduduk Kristen dan islam di timur tengah. Pasukan salib mulai melancarkan serangan dan terus mendekati kairo pada saat itu pasukan salib diperkirakan berjumlah 100.000 persoalan. Dalam suasana kepanikan muslim, Al-Kamil memperoleh keuntungan besar yang tidak terbayangkan sebelumnya. Pasukan salib yang hendak memasuki Kairo terjebak didalam tanah Lumpur sungai Nil. Ketika mereka berada di sekitar aliran Nil yang saat itu tengah pasang. Al-Kamil memerintahkan kepada pasukan Mesir untuk mengnhancurkan Dam-dam sehingga terjadilah banjir Lumpur.
28
Puluhan ribu personil pasukan salib menjadi tidak berdaya, bahkan terancam mati. Dalam hitungan jam situasi dan kedudukan telah berubah . pasukan salib menjadi terpojok dan sebagai pihak yang terancam kalah. Kini pihak kristenlah yang meminta genjatan senjata kepada Al-Kamil.pada kesempatan negosiasi itulah pasukan salib diharuskan segera meninggalkan negeri Mesir.
3. Perang Salib Keenam
Pasukan salib telah berkumpul di Italia selatan pada tahun 1227 M , dan siap untuk berlayar menuju Timur Tengah. Raja Frederick dari Sicilia dengan setengah hati berdiri sebagai pemimpin perang salib keenam karena mendapat ancaman politis dari paus Gregori IX. Ia mengancam akan mengucilkan Frederick , jika ia enggan memimpin pasukan salib merebut kota suci Yerussalem. Pemberangkatan pasukan salib ke Timur tengah sangatlah
mendesak setelah mereka menderita kekalahan di Mesir ketika menghadapi sultan Al-Kamil. Menjelang berakhirnya perang salib kelima, al-kamil dan Mua’azzam berselisih paham sehingga saling mengancam untuk melakukan penyerangan. Dalam situasi persaingan ini, al-kamil merasa lemah sehingga sangat khawatir jika Mu’azzam benar-benar hendak melakukan serangan ke Mesir. Pada saat seperti inilah demi kepentingan politik, ia mulai berniat buruk terhadap saudara dan masyarakat muslim.
Al-Kamil mengadakan hubungan persahabatan dengan raja Frederick . Frederick merupakan raja Kristen yang bijak dan pandai, bahkan ia mampu bersikap toleran dan memiliki sejumlah prajurit dan pejabat muslim. Sultan al-kamil dan raja Frederick kerap saling berikirim surat . Semenjak kedatangannya di Timur tengah, hubungan Al-Kamil dan Frederick bertambah akrab. Keinginan al-kamil untuk menjalin persahabatan dengan raja Frederick dimaksudkan untuk menghadapi ancaman sultan Mu’azzam di Damaskus.
29
Al-kamil dan Frederick mengadakan sebuah kesepakatan damai selama sepuluh tahun. Sebagai imbalannya, al-kamil memberikan kota Yerussalem kepada Kristen pada tahun 1229 M. melalui kesepakatan damai dengan pasukan salib inilah al-kamil tidak lagi nerasa khawatir dengan ancaman Kristen. Serangkaian protes besar-besaran dari kalangan ulama, politisi dan penduduk muslim terus bergulir dan semakin memojokkan al-kamil di Mesir. Meskipun dalam kesepakatan tersebut masjid kubah batu dan al-aqsa tetap dalam kekuasaan islam.Dalam hal ibadah muslim pun tetap diperkenankan memasuki kedua masjid mulia tersebut. Masyarakat muslim dan para ulama marah kepada al-kamil karena tanah suci Yerussalem dapat dengan mudah dijual dengan harga yang murah demi keuntungan politis.
Kemelut antara muslim dan Kristen terus berlangsung. Mereka menolak kesepakatan damai hasil perundingan al-kamil dengan raja Frederick . Di Damaskus mulai merebak propaganda perang suci untuk merebut kembali tanah suci di kota Yerussalem. Sementara di kubu orang Kristen mereka merasa kebingungan ketika mereka melihat Frederick begitu akrab dan toleran terhadap muslim. Frederick pun segera dimusuhi oleh saudara seagamanya. Setelah kematian al-kamil, Yerussalem tetap berada dibawah kekuasaan pasukan salib. Pada tahun 1239 M, Yerussalem berada di bawah kekuasaan sultan Al-Nasir Daud di Kerak, dari keluarga Dinasti Ayyubiyah.
Sultan Najmudin mengundang muslim Turki-Khawarizm untuk menghadapi persekutuan Syria dengan pasukan salib di Acre pada tahun 1244 M. Muslim Turki-Khawarizm ini adalah salah satu gelombang pelarian pengungsi akibat serangan ganas dan brutal tentara mongol di asia tengah. Muslim Turki-Kawarizm mulai memenuhi permintaan sultan Najmudin untuk memerangi Syria dan pasukan salib.
30
Mereka berjumlah sekitar 10.000 personil handal. Muslim Turki-Khawarizm secara mengejutkan berhasil menduduki Syria dan Palestina, serta sukses membebaskan Yerussalem. Mereka telah menghancurkan an-Nashir Daud dan memukul mundur pasukan salib.
4. Perang Salib Ketujuh
Dunia Kristen Eropa kembali dikejutkan dengan kehancuran kerajaan Yerussalem di tangan Turki-Khawarizm pada tahun 1224 M. raja Loius VII dari Prancis berdiri sebagai pemimpin perang salib ketujuh. Sebuah pasukan tangguh dan lebih sempurna telah terbentuk dengan melibatkan sejumlah sarjana teknik perang. Selama 4 tahun mereka mempersiapkan diri untuk menghadapi sultan Najmuddin di Mesir. Dalam suasana demikian, raja Frederick yang berada di Eropa menasehati Louis VII agar mengurungkan perang salib ketujuh. Louis telah meninggalkan Prancis menuju Siprus pada tahun 1248 M. orang Kristen di Acre mengirim utusan kepada Louis agar mengadakan perundingan dengan Najmuddin guna memanfaatkan keresahan yang tengah terjadi di Timur tengah. Namun Louis memandang negosiasi ini sebagai hal terlarang dalam agama Kristen.
Louis dengan semangat keagamaan yang tinggi meninggalkan Siprus menuju Mesir untuk melancarkan serangan peertama. Pasukan salib memilih mendarat di Dalmietta. Pada saat itu, sultan Najmuddin sedang sakit dan menjelang kematiannya. Dalam suasana demikian, Louis merasa lebih yakin untuk mampu menduduki dan menghancurkan kesultanan Mesir. Pada situasi demikian, Baibars yaitu tangan kanan Sultan Najmuddin yang berasal dari suatu daerah di lembah Volga , muncul sebagai pahlawan. Ia berhasil menjebak pasukan salib di dalam kota , lalu menghancurkan mereka tidak bersisa.
31
Hal ini sangat mengejutkan Louis sehingga memastikan kegagalan misi perang salib ketujuh.serangkaian serangan balasan dilancarkan oleh Baibars dengan melakukan pengejaran terhadap Louis. Sebagian kecil dari pasukan sallib dapat menyelamatkan diri, sebagian lainnya termasuk Louis menjadi tawana perang.
Ratu Margaret yang merupakan isteri Louis, kemudian menggalang pasukan salib baru di Damietta untuk membevbaskan suaminya. Pada saat bersamaan, detasemen pasukan Mesir berkebangsaan Turki yang telah dibentuk pada masa Najmuddin dan mereka lebih dikenal dengan nama Mamluk. Najmuddin digantikan dengan sultan Turansyah. Kemunculan Qutuz sebagai sultan pertama Dinasti Mamluk ini semakin mempersulit keinginan Margaret di Dalmietta.
Melalui sebuah perundingan, ratu Margaret diharuskan membayar sejumlah uang tebusan untuk Louis. Sultan Qutuz juga menuntut pasukan salib agar cepat pergi meninggalkan Dalmietta. Merreka dengan rasa sedih, lemah, sesal serta serba tidak pasti erlayar meninggalkan Mesir menuji Acre . Setelah kegagalan ini, dunia Kristen semakin merasa pesimis untuk dapat menguasai dan merebut tanah suci Yerussalem dan sejumlah kota lain di Palestina dari kekuasaan uslim.penduduk Kristen dari keturunan pasukan salib mulai pertama hingga selanjutnya di sejumlah kota di pantai Mediterania Timur seperti Acre, Tripoli dan Antiokia menjadi serba sulit dan terancam. Pada saat bersamaan muncul penguasa muslim baru di Mesir yang lebih agresif dalam menaruh sikap bermusuhan dengan Kristen. Di tangan mamluk, terutama pada masa sultan Ruknuddin Baibars, kelak pasukan salib sirna dari Timur Tengah.
32
Untuk sementara waktu, pasukan salib di Mediterania Timur sedikit terabaikan, seiring dengan perubahan situasi politik di Timur tengah. Keadaan tersebut sebagai akibat kemunculan bangsa mongol sebagai musuh baru di Timur Tengah. Pada tahun 1257 M, Hulagu membawa tentara mongol bergerak menuju ibu kota kekhalifahan islam sunni di Bagdad . Dalam setiap perjalanannya, mereka cenderung berkelakuan liar dan menebarkan petaka kepada penduduk muslim di setiap daerah yang dilaluli oleh mereka.
Puluhan tentara mongol beringas telah merangsek kedalam Bagdad pada bulan februari 1258 M. mereka langsung menggelar aksi pembantaian masal, membunuh penduduk dan pejabat kementrian. Tidak ketinggalan, khalifah Al-Mu’thasim juga mereka bunuh. Bangsa mongol tanpa mempunyai belas kasihan menjadikan Bagdad bagikan kota mati dan ladang. Bangkai manusia, rumah penduduk, bangunan-bangunan umum dan istana khalifah diluluhlantakan hingga rata dengan tanah. Sampai tahun 1260 M, mongol membuat ratusan ribu muslim menjadi bangkai. Penduduk muslim berlarian meninggalkan kampung halaman mereka dengan penuh ketakuatan, tanpa tujuan yang pasti.
Baibar mengalahkan tentara mongol di Ain Jalut di Palestina utara.10 waktu itu, Baibars memimpin pasukan mamluk turun ke medan perang menghadapi jenderal Kibuga beserta tentara mongol. Dalam pertempuarn di Ain jalut, untuk pertama kalinya tentara mongol mengalami kekalahan dan kehancuran telak. Pada saat bersamaan, kemenangan muslim ini menghentikan tepuk tangan Kristen di Eropa untuk mongol. Setelah Qutuz meninggal, Baibars naik tahta sebagai sultan kedua dinasti Mamaluk. Setelah berhasil menghentikan tentara mongol, sultan Baibars mulai mengamankan Palestiana dan mengadakan serangan terhadap sisa-sisa pasukan salib. Hal ini dilakukan karena mereka muali menggalang persekutuan dengan mongol. Baibars berhasil menduduki kastil Beaufort di dekat Acre , Antiokia, serta mengalahkan Kristen Armenia dan sejumlah daerah Kristen lain.
Memanfaatkan pertarungan Mamluk dengan mongol di Timur tengah, Raja Louis VII kembali mengobarkan semangat untuk melakukan perang salib kedelapan. Pada tahun 1259 M, pasukan salib kedelapan mendarat di Tunisia , Afrika Selatan. Mereka bermaksud menduduki dan membangun kekuatan di Tunisia untuk kemudian mengadakan serangan ke Mesir. Dengan demikian , sultan Baibars terjepit karena harus menghadapi mongol dan Kristen di timur serta pasukan salib kedelapan di barat.
Setelah menkhianati perjanjian, Louis yang sebelumnya telah menerima 80.000 dinar dari sultan Muhammad al- Mustansir Billah sebagai jaminan damai, berusaha menghalangi dan menghancurkan muslim di Tunisia. Akan tetapi, nasib buruk kembali menimpa raja Kristen Louis untuk kedua kalinya setelah sebelumnya kalah dan menjadi tawanan sultan Qutuz di Tunisia . Mereka juga mendapat musibah, karena terkena penyakit mematikan. Raja Louis VII pun mengkat sebagai martir perang salib di Tunisia .
Hal ini semakin memberikan penegasan bagi dinasti mamluk bahwa Kristen tetap menjadi sebuah ancaman bagi muslim di timur tengah. Selama beberapa tahun kemudian, Dinasti Mamluk masih enggan melakukan penyerangan terhadap Kristen di Syria, karena menghormati perjanjian damai. Namun, pada tahun 1287 M, Ilkhan Mongol di Timur Tengah menawarkan sebuah persekutuan dengan paus di Eropa untuk menghancurkan Dinasti Mamluk di Mesir. Kristen Eropa benar-benar tidak pernah belajar dari sejarah. Mereka selalu ingin menghancurkan islam.
Menanggapi hubungan paus dengan Iikhan, Kristen di Tripoli muali membuka diri untuk bekerjasama dengan mongol. Dalam pandangan Qalawun, sultan ketiga dinasti Mamluk, hal ini merupakan suatu kesempatan untuk memberikan pelajaran bagi Kristen di Timur Tengah. Sultan Qalaeun segera menghancurkan persekutuan Tripoli Mongol. Selang satu tahun kemudian, Kristen di Acre meminta raja Hendri agar mendesak paus untuk mencoba kembali melakukan perang salib. Melalui desakan ini dan demi ambisi menguasai tanah suci Yerussalem di Palestina, pada tahun 1290 M, pasukan Italia berlayar menuju Timur Tengah dan langsung mendarat di Acre.
Al-Asraf sebagai pengganti Qalawun, mengumpulkan sejumlah ulama, pembaca Al-Quran, ahli hukum islam dan tokoh muslim lainnya untuk mengadakan doa bersama. Selain itu, mereka juga mendengar ceramah ulama tentang arti perjuangan di jalan Allah.hal ini dimaksudkan untuk membangnkitkan semangat jihad dan rasa kecintaan muslim terhadap tanah suci. Setelah berdoa bersama, sultan al-Asraf bergegas memberangkatkan pasukan muslim dari Kairo menuju medan perangmenghadapi tantangan pasukan salib di Acre . Al-Asraf telah berhasil mengepung kota Acre dan bersiap menghancurkan harapan pasukan salib untuk selamanya pada bulan maret tahun 1291 M.
35
Setelah beberapa minggu menunggu pasukan muslim mulai memasuki kota Acre untuk kemudian menghabisi pasukan salib.sultan al-Asraf Khalil tanpa ragu-ragu menghukum kristiani Acre dan mengusir mereka dari tanah negeri muslim. Demikian pula pada pasukan salib terakhir mereka mengalami kehancuran total menghadapi mamluk. Dengan demikian, berakhirlah kisah perang salib di Timur tengah di tangan sultan al-Asraf Khalil. Hal ini merupakan sebuah kemenangan paling menggembirakan.
D. DAMPAK PERANG SALIB BAGI DUNIA TIMUR DAN BARAT
Perang salib menimbulkan beberapa akibat penting dalam sejarah dunia. Perang salib membawa Eropa kedalam kontak langsung dengan dunia muslim dan terjalinnya hubngan antara Timur dan Barat. Kontak ini menimbulkan saling tukar pikiran antara kedua belah pihak. Pengetahuan orang timur yang progresif dan maju memberi daya dorong besar bagi pertumbuhan intelektual Eropa Barat. Hal ini melahirkan suatu bagian penting dalam menumbuhkan Renaisance di Eropa. Keuntungan perang salib bagi Eropa adalah menambah lapangan perdagangan, mempelajari kesenian dan penemuan penting seperti kompas pelaut, kincir angina dan sebagainya dari oranng islam.11 Mreka juga dapat mengetahui cara bertani yang maju dan mempelajari kehidupan industri timur yang lebih berkembang.
Dalam bidang seni, gaya-gaya dan cara berpakaian timur mempengaruhi seni gaya bangunan dan berpakaian orang barat. Demikian pula dalam bidang aglikultur Timur dan yang tepenting adalah gula, karena gula telah menjadi makanan termewah di barat.12 Hal ini berkaitan erat dengan pembentukan pasar Eropa baru untuk produk-produk aglikultur timur.
Ketika kembali ke Eropa, mereka mendirikan sebuah pasar Khusus untuk barang-barang Timur. Orang0orang barat mulai menyadari kebutuhan akan barang-barang timur dan krena kepentingan ini perdagangan antara timur dan barat menjadi lebih berkembang. Kegiatan perdagangan tersebut lebih mengarah pada perkembangan kegiatan maritim di laut tengah. Orang-orang islam yang pernah menguasai laut tengah kehilangan kekuasaan, sementara orang Eropa bebas menggunakan jalan laut melalui laut tengah tersebut.Pada saat yang sama, kehadiran barat telah memengaruhi dunia islam. Ornament-ornamen gereja berpengaruh terhadap seni gaya banngunan masjid, seperti terjadi pada masjid al-Nasr di Kairo.13
E. PENUTUP
Perang salib adalah perang antara umat Kristen dan islam. Ada 7 Perang salib antara tahun 1095-1300. tentara salib disebut Crusader karena mereka mengenakan lencana salib.Latar belakang, terjadinya perang salib adalah kedengkian orang-orang Kristen pada Islam dan umat Islam. Sebagaimana diketahui, umat Islam berhasil merebut wilayah-wilayah strategis yang tadinya mereka kuasai, membebaskan seorang budak yang mereka tawan dan mengambil kerajaan yang tadinya mereka genggam. Perang salib pertama berlangsung pada tahun 1097 M Perang salib kedua terjadi setelah dinasti Saljuk mengalami kemunduran. Sejak tahun 1127 M, Zanki mendeklarasikan kemerdekaan Mosul sekaligus mendirikan Dinasti Zanki. Jatuhnya kota suci ketangan umat islam membangkitkan semangat orang Eropa. Mereka mulai melupakan permasalahan kecil diantara para pemimpinnya. Frederick Barbarossa, kaisar Jerman, Ricard I Coeur de Lion, Raja Inggris, Philip Augustus, raja Prancis mengambil alih komando tentara salib ketiga. Perang salib keempat barlangsung pada tahun 1198 M.
Paus Innocentius III memaklumatkan perang salib kelima pada tahun 1213 M Asraf Khalil tanpa ragu-ragu menghukum kristiani Acre dan mengusir mereka dari tanah negeri muslim. Demikian pula pada pasukan salib terakhir mereka mengalami kehancuran total menghadapi mamluk. Dengan demikian, berakhirlah kisah perang salib di Timur tengah di tangan sultan al-Asraf Khalil. Hal ini merupakan sebuah kemenangan paling menggembirakan. Perang salib menimbulkan beberapa akibat penting dalam sejarah dunia. Perang salib membawa Eropa kedalam kontak langsung dengan dunia muslim dan terjalinnya hubngan antara Timur dan Barat. Kontak ini menimbulkan saling tukar pikiran antara kedua belah pihak. Pengetahuan orang timur yang progresif dan maju memberi daya dorong besar bagi pertumbuhan intelektual Eropa Barat.
38
A. PENDAHULUAN
Perang salib merupakan kisah pertikaian paling bersejarah antara Kristen dan islam, yang mungkin akan melegenda sepanjang masa. Sebagian ahli berpendapat bahwa perang ini dilator belakangi oleh berbagai motif keentingan, seperti kekuasaan politik, ekonomi dan bahkan untuk mencari daerah jajahan dan motif agama. Motif agama dimaksudkan adalah demi menguasai tanah suci Yerussalem. Sebuah kota yang tengah dirindukan dan diimpikan oleh keimanan seorang kristiani.
Perang salib terjadi ketika muslim di timur tengah sedang dilanda kemelut perang saudara. Para penguasa muslim saling bersaing dan berambisi untuk menaklukan, hingga mereka lupa diri terhadap ancaman dari luar. Dengan memanfaatkan situasi tersebut paus segera memberanikan diri untuk menabuh gendering perang salib. Seruan paus sangat mendapat antusias sari masyarakat Kristen. Meskipun demikian, perang salib akhirnya dapat dimenangkan oleh pasukan muslim padahal pada saat bersamaa, muslim timur tengah harus menghadapi kekuatan besar bangsa mongol yang menggemparkan dunia. Semangat menegakkan agama Allah dan mengamankan tanah suci Yerussalem telah memberiakan kekuatan ampuh bagi tentara muslim untuk mengusir musuh.
Pemakalah akan membahas sedikit latar belakang terjadinya perang salib, periodisasi perang salib yang terbagi menjadi tiga periode yaitu (masa penakhlukan, masa reaksi umat islam dan masa timbulnya dinasti kecil) Dan dampak perang salib bagi dunia timur dan barat.
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………… i
- Pendahuluan ………………………………………………………………….ii
- latar Belakang Terjadinya Perang Salib …………………………………….. 1
- Jalannya Perang Salib ………………………………………………………. 6
- Periode Penaklukan ………………………………………………….6
- Masa Timbulnya reaksi umat islam ………………………………. 13
- Periode Perang Sipil dan Perang Kecil : Dinasti Ayyubiyah ……… 24
- Dampak Perang salib bagi dunia Timur dan Barat …………………………36
- Penutup ……………………………………………………………………...38
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………... .39
i
DAFTAR PUSTAKA
Al-Wakil, Muhammmad Sayyid. Sedjarah Dunia Islam dari Bani Umayyah Hingga Imperealisme Modern. Jakarta : Pustaka al-kautsar. 2005.
Armstrong, Karen. Islam sejarah singkat. Jogjakarta : Jendela. 2005.
Bakar, Abu. Berebut tanah suci Palestina. Jakarta : Pustaka insan madani. 2008.
K.Hitti, Philip. History of the Arabs. Jakarta : PT. Serambi ilmu semesta. 2010.
Sou’yb, Joesoef. Sejarah Daulah Abbasiyah III. Jakarta : Bulan bintnag. 1978.
Suderajat, Ajat. Perang salib dan kebangkitan kembali ekonomi Eropa. Yogyakarta : Leutika. 2009.
Supriyadi, Dedi. Sejarah peradaban Islam. Bandung : Pustaka setia. 2008.
Tohir, Ajid. Perkembangan peradaban di kawasan dunia Islam. Jakarta : PT.Raja grafindo persada. 2004.
Wirjosuparto, Sujticpto. Sedjarah Dunia. Jogjakarta : Indira. 1962.
39
2 Muhammad Sayid Al-Wakil. Wajah Dunia Islam Dari Bani Umayyah Hingga Imperealisme Modern. Jakarta : Pustaka Al-Kautsar. 2005. hal, 159-164.
4
3 Ajat Suderajat. Perang salib dan kebangkitan kembali ekonomi Eropa. Yogyakarta : Leutika. 2009. hal, 67 )
9
11 Dedi Supriyadi. Sejarah Peradaban Islam. Bandung : Pustaka Setia. 2008. hal, 175.
12 Ajid Tohir. Perkembangan peradaban di kawasan dunia islam. Jakarta : Pt.Raja Grafindo persada. 2004. hal, 141.
36